Model Pengairan Sistem Hidroponik

Model Pengairan Sistem Hidroponik

Model Pengairan Sistem Hidroponik

Sudah lama sekali saya tidak mencoret-coret dinding blog ini, kali ini saya sedikit menjelaskan model sistem pengairan hidroponik yang biasanya di gunakan pada sistem hidroponi. Seperti telah kita ketahui hidroponik menggunakan air sebagai media tanam sehingga ketersediaan air harus tetap terjaga. Oleh karena itu, hidroponik memerlukan sistem pengairan yang memungkinkan pengairan secara otomatis.
Model sistem pengairan hidroponik, yaitu sebagai sebagai berikut.
1. Deep Flow Technique (DFT)
Pada hidroponik sistem DFT akar tanaman pada model ini ditempatkan terendam dalam bak air setinggi 30 - 40 cm. Tidak semua tanaman bisa menggunakan model ini karena akar tanaman terendam seluruhnya.

2. Nutrient Film Technique (NFT)
Pada hidroponik Sistem NFT tanaman diletakkan di dalam pot-pot kecil yang berlubang-lubang dan diisi media sekam bakar. Kemudian pot-pot tersebut di taruh di sebuah bak yang berisi air.

3. Pasang Surut (Ebb and Flow / Flood and Drain)
Penyiraman dengan sistem ini dilakukan secara berkala dengan timer yang dihubungkan dengan pompa. Pompa ini akan mengalirkan air bernutrisi dari bak penampungan ke pot-pot tanaman. Model penyiraman pasang surut memungkinkan tanaman tergenang air pada waktu tertentu dan ada kalanya kering.

4. Perbedaan Tekanan
Model sistem pengairan seperti ini menggunakan tabung dengan prinsip yang sama dengan tempat minum di dalam kandang ayam. Gunanya tabung ini adalah untuk mengatur air tetap pada ketinggian yang sama. Jenis sayuran yang cocok adalah kangkung karena tahan terhadap rendaman air.

5. Sistem Wick ( Sistem sumbu )
Sistem hidroponik yang paling sederhana. Sistem ini adalah sistem pasif, yang artinya tidak ada sistem yang bergerak. Larutan nutrisi diserap oleh media tanam dari tandon menggunakan sumbu (memanfaatkan daya kapilaritas sumbu). Sistem ini dapat menggunakan bermacam-macam media tanam, diantaranya: Perlite, Vermiculite, Pro-Mix, dan Sabut. pada artikel sebelumnya saya telah menjelaskan  Cara Bertanam Hidroponik Sistem Wick
6. Sistem Rakit Apung (Water culture)
Sistem yang paling sederhana dari semua sistem hidroponik aktif. Penopang tanaman biasanya dibuat dari styrofoam dan mengapung langsung di atas permukaan larutan nutrisi. Sebuah pompa udara menyediakan udara melalui batu angin yang membuat banyak gelembung udara dalam larutan nutrisi dan menyediakan oksigen bagi akar tanaman.
7. Sistem Fertigasi (Fertilizer + Drip Irrigation)
 Merupakan sistem yang paling luas digunakan di dunia. Sistem ini adalah pengembangan dari Drip Irrigation (Irigasi tetes) dimana tanaman disiram dengan cara meneteskan air. Modifikasi yang dimaksud adalah, pada Sistem Fertigasi, tanaman tidak hanya diberi pengairan berupa tetesan air saja, tetapi air yang diteteskan juga dicampur dengan nutrisi.

Dengan demikian dalam setiap tetes air sudah terdapat nutrisi lengkap. Pengoperasiannya mudah, pengatur waktu mengontrol pompa dalam air. Pengatur waktu menyalakan pompa dan larutan nutrisi menetes pada pusat tiap tanaman dari selang penetes kecil.

Pada sistem tertutup, kelebihan larutan nutrisi yang mengalir akan ditampung kembali ke dalam tandon untuk dipakai kembali. Untuk sistem Drip Irrigation larutan nutrisi yang berlebihan tidak diserap kembali.

* Selanjutnya, istilah “Drip Irrigation” digunakan bila air yg diteteskan TIDAK mengandung nutrisi, dan istilah “Fertigasi” bila air yang diteteskan sudah dicampur nutrisi.

8. Sistem Aeroponik
Sistem hidroponik yang menggunakan teknologi tinggi. Seperti pada sistem NFT diatas, media tanamnya udara. Akar-akar menggantung di udara dikabutkan oleh larutan nutrisi. 
Pengabutan ini biasanya dilakukan setiap beberapa menit sekali. Karena akar-akar terekpos di udara seperti pada sistem NFT, akar-akar bisa cepat mengering jika pengaturan pengabutan terganggu

Semoga artikel berikut ini dapat menambah pengetahuan tentang Hidroponik, untuk artikel selanjutnya saya akan mencoba menjelaskan secara rinci mengenai model pengairan sistem hidroponik

Posting Komentar